Senandung Jiwa

25/02/2011

Yang Penting Mindset…

Filed under: Keluarga,Tarbiyah,Tazkiyatunnufus — by oo @ 7:57 AM

Dalam sebuah hadist qudsiy, Allah berfirman:

Inniy ‘inda dzonniy ‘abdibiy..

“Aku menurut prasangka hamba-Ku”

menurut tadabbur penulis, hadist ini bukan menunjukkan bahwa Alloh itu tidak irodat (berkehendak), namun ayat ini mengajarkan pada kita sebagai hamba Alloh agar berprasangka baik kepada Alloh. Dengan kata lain, kita diajarkan supaya ber-mindset positif.

Yah, mindset. That’s the key point.

Yuk kita bahas sedikit tentang mindset sebelum penulis paparkan maksud tulisan sederhana ini.

Mula-mula, coba kita tanya pada Prof. Googgle dengan kata kunci “what is mindset”. Muncullah sebuah definisi tentang mindset dari wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn. Disitu dikatakan bahwa

mindset is mentality: a habitual or characteristic mental attitude that determines how you will interpret and respond to situations.

Mindset terkait erat dengan habit/ kebiasaan, karakter mental dalam merespon situasi. Agak mirip dengan pengertian akhlak dalam hal respon spontannya.

Pengertian lain dari mindset dapat kita lihat juga di salah satu tulisan ini, yang menyatakan bahwa

Mind Set (Pola Pikir) adalah inti dari Self Learning atau pembelajaran diri. Inilah yang menentukan bagaimana kita memandang sebuah potensi, kecerdasan, tantangan dan peluang sebagai sebuah proses yang harus diupayakan dengan ketekunan, kerja keras, komitmen untuk tercapainya kebehasilan visi dan tujuan hidup kita.

Penulis rasa, dengan pendefinisian di atas, kita setidaknya sudah bisa memahami pengertian dari mindset.

Yang ingin penulis tekankan dalam tulisan sederhana ini bukanlah pembicaraan detai mengenai mindset, karena penulis bukanlah orang yang berkapasitas dalam menjelaskannya. Biarlah ahlinya yang menjelaskan.

Tujuan utama tulisan ini adalah agar kita sebagai orang yang beriman kepada Alloh Swt. meyakini betul bahwa kita diciptakan Alloh sebagai khalifah di muka bumi. Kita diberikan Alloh potensi untuk berencana dengan detail, terstruktur, sempurna, realistis dan terparameter (baca: ikhtiar maksimal). Setelah rencana ‘sempurna’  itu kita rancang , yang harus dilaksanakan selanjutnya adalah eksekusi yang ‘sempurna’ pula. Pengejawantahan rencana-rencana itu ke dalam langkah-langkah pelaksanaan yang juga ‘sempurna’. Kata ‘sempurna’ yang penulis beri tanda petik di sini bermakna semaksimal mungkin.

Kalau rencananya sudah sempurna, usaha dan eksekusinya sudah sempurna pula, maka pada hakikatnya belum bisa dikatakan sempurna betul jika belum diimbangi dengan do’a dan pelibatan Alloh secara sempurna pula. Pelibatan Alloh yang penulis maksud adalah pelibatan Alloh secara total berupa tawakkal yang kontinyu dan menyeluruh.

Tawakkal (berserah diri) tidak dikatakan kontinyu dan menyeluruh kalau tawakkalnya hanya saat di akhir saat menunggu hasil saja, atau di awal saat perencanaan saja atau di tengah saat mengusahakan dan mengeksekusi rencana-rencana tadi.

Kalau 3 komponen utama ini yakni rencana, usaha dan pelibatan Alloh berupa tawakkal sudah diupayakan dengan sebaik mungkin, maka pastilah akan disukseskan oleh Alloh..

Bukankah kita sebegitu sering mendengar firman Alloh dalam Q.S. Ali Imron ayat 159 yang berbunyi:

“..faidza azamta, fatawakkal ‘alalloh…”

yang artinya “bila kamu telah berazzam (membulatkan tekad), maka bertawakkallah pada Alloh”

Di situ tersirat sebuah makna yang dalam yang mengajarkan kita agar bermindset positif. Karena hanya orang yang bermindset positif/ optimis-lah yang mau bertawakkal.

Ayat di Q.S. Ali Imron itu tak berhenti di situ saja, ada sebuah ungkapan indah di paruh akhir ayat ini, yang berbunyi:

“...innalloha yuhibbul mutawakkiliin

yang artinya: sesungguhnya Alloh mencintai orang2 yang bertawakkal.

Siapa orang beriman yang tak mau dicintai/disayang Alloh?

Coba penulis tanya, siapa istri yang tak mau disayang suaminya? siapa rakyat yang tak mau disayang  raja/ presidennya? siapa anak yang tak mau disayang oleh Ibu dan Bapaknya?

Sekarang penulis tanya lagi, siapa orang yang tak mau disayang Alloh?

Hanya orang bodoh saja yang tak mau disayang Alloh. Sebab kalau Alloh sudah sayang pada seorang hamba, maka apapun yang hamba itu lakukan dan inginkan pasti Alloh beri, pasti Alloh mudahkan.

Karena Alloh sendiri berjanji dalam sebuah hadist qudsiy yang shahih:

” Tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan suatu amal ibadah yang lebih aku cintai dari pada perkara yang Aku wajibkan. Hamba-Ku akan senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, Akulah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Akulah penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Akulah tangannya yang dia gunakan untuk berbuat, Akulah kakinya yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku akan Aku berikan, jika dia meminta perlindungan pada-Ku, akan Aku lindungi.” (HR. Bukhari)

Kesimpulannya, pemahaman yang benar dan penerapan mindset positif sangat diperlukan dalam keseharian kita amat penting. Yang bila dipadu dengan planning yang mantap, ikhtiar yang mantap dan pelibatan Alloh yang kontinyu dan menyeluruh akan menghasilkan kesuksesan yang diidam-idamkan setiap orang yang mengerti yakni kesuksesan meraih kasih sayang Alloh..

Biar makin di sayang Alloh, yuk kita terus belajar..

Wallahu a’lam bishowab..

 

Bandung, 21 Rabiul Awwal 1431 Hijriyah  (25 Februari 2011 Miladiyah)

_______________________________

Kudedikasikan tulisan sederhana ini untuk semua orang yang ingin lebih disayang Alloh, makin disayang Alloh dalam setiap desah nafas kehidupan hingga menemui-Nya dalam kehidupan yang haqiqi disisi-Nya..

Terkhusus untuk ‘dia’ yang kelak kan menjalin mitsaqon gholizo bersama, mengayuh perahu perjuangan dan jerih payahnya ikhtiar dalam menggapai puncak kasih sayang Alloh..Mardhotillah..

Leave a Comment »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: