“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr :18)
Banyak yang dapat kita lakukan dalam muhasabah, dan setiap orang memiliki cara sendiri dalam memuhasabah dirinya. Seperti Hasan Basri yang memuhasabah dirinya dengan membuat lobang kubur dan masuk ke dalamnya ketika ia lemah setelah bersemangat/ malas berbuat baik kemudian ia menanyai dirinya tentang keadaan hidupnya. Jadilah orang yang pandai sebagaimana ulama kita dulu.
Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa beliau berkata, ‘Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt. (HR. Imam Turmudzi, ia berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’)
Ada satu konsep penting yang mesti diperhatikan. Bahwa suatu kebaikan itu saling mengajak terhadap kebaikan lainnya. oleh karena itu, jika kita malas, atau kurang semangat, bingung akan tujuan hidup dan sebagainya, segeralah berbuat baik (apapun itu). dan jangan lupa minta kepada Alloh agar dimudahkan segala urusan dan diberikan petunjuk. Meminta kepada Alloh berarti melibatkan Alloh dalam hal yang kita hajatkan. Ketika Alloh terlibat, maka “there’s nothing impossible”. Tinggal kemudian kita berusaha keras, sekuat-kuatnya, mendaki jalan yang sukar lagi sulit, dengan segenap daya dan upaya kita sebagai salah satu “syarat terkabulnya do’a kita”.
Agar muhasabah kita terukur (memiliki parameter), bisa dilakukan langkah2 sbb:
1. carilah tempat yang tanpa gangguan untuk muhasabah, misalnya di kamar yang sepi, atau di masjid, atau di tempat yang kita agak asing di situ.
2. Bawa alat tulis dan buku khusus muhasabah. (Ini penting, agar kelak, beberapa bulan ke depan atau beberapa tahun ke depan ketika suatu saat kita ingin mengukur laju perubahan dalam diri kita, dapat dilihat di buku itu. )
3. Berdo’a kepada Allah mohon ampun, dan memohon agar dapat memuhasabah diri sebagai ikhtiar memperbaiki diri.
4. renungkan berbagai kekurangan kita dalam beribadah kepada Alloh, dalam muamalah kepada sesama dan berbagai aspek lain dalam hidup kita. (Gunakan timbangan ukhrowi saat merenungkan.).Sambil dicatat di buku kita itu. Jangan malu menuliskan kekurangan kita. Format bebas sesuai style masing2. Sebagai contoh, bisa dibagi kertas itu dalam 2 bagian. Bagian yang lebar untuk menuliskan hasil muhasabah kita. bagian yang kecil nanti untuk menuliskan solusinya.
__________ ______
|_________|______|
|_________|______|
|_________|______|
|_________|______|
|_________|______|
|_________|______|
|_________|______|
|_________|______|
|_________|______|
5. Setelah merasa cukup menuliskan semua hal yang kita rasa perlu diperbaiki dalam diri kita, barulah tuliskan solusi-solusinya di kertas bagian kanan di buku khusus kita itu. Buatlah solusi yang riil (terjangkau) yang dapat kita lakukan dalam waktu dekat. Bisa harian atau pekanan. Setiap kita pastilah memiliki solusi-solusi yang berbeda bergantung dengan cara pandang kita/ pola pikir/ wawasan kita.
6. Setelah usai membuat solusi, bacalah ulang semua yang telah kita tulis tadi. Azzamkan/ teguhkan dalam diri kita bahwa kita akan menjalankan solusi2 riil itu.
7. lalu perbanyaklah ibadah dan ketaatan pada Alloh dengan terus berdo’a kepada Alloh agar memperbaiki diri kita dan meneguhkan semua ikhtiar kita dalam menuju ridho-Nya. Mintalah bantuannya ketika kita butuh bantuan diikuti dengan ikhtiar sebagai salah satu syarat terkabulnya do’a kita itu. Ikutilah setiap kesalahan atau perbuatan buruk yang kita perbuat dengan perbuatan baik. Lakukan terus menerus perbuatan baik yang dicintai Alloh sebanyak2nya.
8. Evaluasilah hasil kita dalam jangka waktu tertentu. bisa per 3 hari, lalu perpekan, dan perbulan. lakukan dengan konsisten dengan terus meningkatkan kapasitas “solusi” yang kita buat. Terus perbaiki yang kurang dalam diri, dengan terus memohon kepada Alloh.
9. Jika gagal, bangkit lagi, gagal, bangkit lagi, dan terus bangkit. jangan sampai kita menyerah karena menyerah berarti lari dari rahmat Alloh.
Sampai disini dulu.. ntar dilanjutin lagi insya Alloh..
Robbana laa ‘ilma lana illa ma ‘allam tana. Innaka Antassami’ul ‘aliim.
Wallahu’alam
(ingat rumus limit : Limit dari satu dibagi x, untuk x mendekati nol, adalah tak hingga).
Tulisan ini teruntuk Adik keduaku di bumi Alloh..
jazakallah. artikel yang baik. mohon izin untuk share dengan tetap mencantumkan alamat url ini. terimakasih
Comment by fino — 29/12/2010 @ 9:12 PM
[…] https://eekkoo.wordpress.com/2009/11/01/tips-muhasabah-yang-terparameter/ […]
Pingback by Tips Bermuhasabah (Introspeksi diri) « abiyaumi — 09/01/2011 @ 5:43 AM
mangga2..
Comment by decade — 25/02/2011 @ 12:52 AM
[…] https://eekkoo.wordpress.com/2009/11/01/tips-muhasabah-yang-terparameter/ […]
Pingback by Tips Bermuhasabah (Introspeksi diri) | | Cahaya Islam — 17/04/2017 @ 3:52 PM